Opesia SDY, atau yang biasa dikenal sebagai gangguan stres dan depresi pada anak-anak, merupakan kondisi yang perlu diwaspadai oleh para orang tua. Gejala dan tanda-tanda opesia SDY bisa muncul pada anak-anak dengan berbagai intensitas, mulai dari yang ringan hingga yang parah.
Menurut dr. Ani Wijayanti, seorang psikiater anak, gejala opesia SDY dapat berupa perubahan perilaku anak, seperti sering merasa sedih, cemas, atau marah tanpa sebab yang jelas. “Orang tua perlu memperhatikan perubahan-perubahan tersebut dan segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala tersebut muncul,” ujar dr. Ani.
Tanda-tanda opesia SDY juga bisa berupa penurunan prestasi sekolah, gangguan tidur, hilangnya minat terhadap aktivitas yang biasa disukai, serta masalah dengan teman sebaya. “Jika orang tua melihat anaknya mengalami tanda-tanda tersebut, segera cari bantuan dari ahli kesehatan mental untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai,” tambah dr. Ani.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, kasus opesia SDY pada anak-anak semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para orang tua dan tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan mental anak-anak.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Prof. Budi Santoso, seorang pakar psikologi anak, ditemukan bahwa faktor lingkungan dan pola asuh yang tidak tepat dapat menjadi pemicu munculnya opesia SDY pada anak-anak. “Orang tua perlu memperhatikan hubungan emosional dengan anak, memberikan dukungan yang cukup, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak,” ungkap Prof. Budi.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental anak-anak, diharapkan para orang tua dapat lebih peka terhadap gejala dan tanda-tanda opesia SDY yang perlu diwaspadai. Konsultasikanlah dengan ahli kesehatan mental jika mengalami gejala tersebut, karena kesehatan mental anak adalah aset berharga yang perlu dijaga dengan baik.